Mahardika Musa termangu mendengarkan jlentrehan Nabi Khaidir, ketika waktu tlah mendekati ujung perpisahan keduanya.".....inilah hikmah kenapa saya berbuat demikian, sehingga kamu tidak bisa sabar bersamaku....." kata Khaidir. Dalam gerbong kereta api Senja Utama - Jogja Jakarta, aku sengaja menyediakan berpuluh puluh pecahan uang ratusan perak, karena kata mbakyu nanti banyak pengamen dan pengemis di sepanjang […]

Baca tulisan ini lebih lanjut